Adakah dari anda yang membaca artikel ini merasa minder? Ingin sekali bisa mencapai sesuatu, katakanlah misal ingin bisa menerbitkan buku namun miskin fasilitas? Jangan minder ya, insya Alloh dimana ada kemauan, di situ ada jalan
Saya lupa, apakah saya pernah membagikan cerita ini di weblog ini. Namun saya berkali kali cerita pada sebagian murid saya peserta kursus menulis buku atau beberapa teman saya bahwa saya dulu miskin fasilitas lho, untuk bisa menerbitkan buku. Bahkan saya pernah membaca dalam suatu tulisan yang itu sangat membuat minder saya, yakni bahasan bahwa jika ingin menerbitkan buku harus punya modal besar, setidaknya puluhan juta. Alhamdulillah, saya bertemu dengan banyak orang di penerbitan yang mementahkan teori tersebut sampai akhirnya saya bisa menerbitkan buku dengan gratis
Saya belajar menulis awalnya juga dari publikasi gratis. Dulu internet belum populer, jadi ya dari media massa atau buku buku saja, dan itu saya tidak mampu membeli lho( masih pelajar dan mahasiswa, maklum uang saku sedikit), jadi ya pinjam saja, atau baca saja di perpustakaan. Saya jarang pinjam milik teman, takut rusak sehingga mengganggu pertemanan. Bukan berarti kalau meminjam di perpustakaan boleh di rusak rusak lho ya, saya berusaha merawat dengan baik juga, tapi seandainya rusak paling saya di suruh memperbaiki, sesudah di perbaiki sudah deh, tidak ada beban, tapi Alhamdulillah saya belum pernah merusakkan buku di perpustakaan.Saya banyak mencermati tulisan di buku atau artikel, dari situ saya banyak belajar
Saya juga belajar menulis di sebuah pelatihan jurnalistik. Jangan dikira tidak berkorban. Saya menabung dari uang jajan saya untuk bisa ikut dalam pelatihan jurnalistik. Malu dong kalau sedikit sedikit minta ke orang tua. Waktu itu harga pelatihan jurnalistik sekitar 20 kali lipat uang jajan saya, jadi kurang lebih harus menabung 20 hari. Lumayan penuh perjuangan kan? Berbahagialah bagi anda yang uang jajannya banyak, tapi yang sedikit tidak perlu berkecil hati ya
Jangan dikira saya menulis dengan komputer milik sendiri. Ah, itu jauh banget dari kehidupan saya. Saya menulis di rental komputer, kalau lagi butuh konsentrasi tinggi, saya menulis di warnet pagi pagi buta setelah subuh, lumayan, happy hour kan ya, jadi tarif warnet lebih murah
Setelah royalti saya turun, Alhamdulillah, Alloh Subhanahu wata’ala membuka rejeki luas untuk saya, ada satu buku saya yang penjualannya bagus, jadi saya bisa segera beli laptop yang menjadi senjata saya menulis
Nah, dimana ada kemauan, insya Alloh di situ ada jalan. Sampai jumpa ya di cerita lain. Hanya di kursus menulis buku Permata Ilmu Jogjakarta
Nurheti Yuliarti
26 Februari 2021