Benarkah menulis membuat kita menjadi kaya? Tentu saja, sangat bisa. Namun demikian bagi saya, kaya itu tidak melulu urusan duit. Saya tidak mau mengejar apa apa yang tidak bisa di bawa mati, sangat rugi menurut saya. Karena itu saya tergolong orang yang sangat pilih pilih order. Saya tidak mau untuk mengerjakan tugas akademik orang lain, karena itu sama saja membiarkan seseorang menjadi bodoh, dan mungkin saja menipu dosen pembimbingnya. Saya juga tidak akan mau menulis iklan untuk produk produk subhat dan haram. Menulis buku buku yang kurang mendidik pun tidak saya lakukan. Hal yang saya inginkan adalah keberkahan rejeki. Berkah adalah ketika rejeki itu makin mendekatkan kita kepada Alloh subhanahu wata’ala
Kaya secara finansial setelah menjadi penulis mungkin saja terjadi jika buku si penulis laris. Iya kan, coba lihat penulis penulis ternama ada juga yang royaltinya ber milyard milyard. Namun lebih dari itu menjadi penulis membuat kita kaya amal jika dilakukan secara ikhlas. Masih ingat kan kata pak kyai, salah satu amalan yang tidak terputus pahalanya setelah meninggal adalah ilmu yang mermanfaat. Karena itu menulis lah hal yang baik. Tidak melulu soal agama, kalau memang kita bukan ahli agama tak perlu di paksakan, kita bisa menyampaikan satu ayat atau beberapa yang benar benar kita pahami saja. Jika bisa menulis tentang agama dengan lebih banyak, sangat bagus jika kita melakukannya. Menulis lah hal hal yang baik yang bisa di petik manfaatnya oleh pembaca. Memasak misalnya, senang bukan jika orang lain bisa memasak, kemudian membuka usaha, dari usaha itu dia sukses nah di sini kita bisa kaya amal
Menulis bisa membuat kita terlatih berbagi, utamanya berbagi ilmu pengetahuan. Semakin ikhlas kita berbagi, semakin banyak yang akan kita dapatkan

