Jika anda senang membaca, senang bergaul dengan orang lain, meski tak memiliki bakat sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menjadi penulis. Bakat itu modal awal saja kok, selanjutnya banyak banyaklah berdo’a kepada Alloh dan banyak ber ikhtiar agar cita cita anda menerbitkan buku kesampaian.

Hampir 10 tahun saya bergelut di dunia penerbitan, ada hal mendasar yang menyebabkan saya menolak suatu tulisan, bahkan hanya dalam pandangan pertama 15 – 30 menit awal. Kunci utamanya, anda terlalu subjektif dalam menilai naskah anda. Anda merasa tulisan anda paling bagus tanpa mempertimbangkan pembaca. Satu hal lagi, anda sering ke pedean. Oke, saya kupas sedikit ya, kalau mau panjang, ikut dong kursus di permata ilmu, he he he.

Pertama anda merasa tulisan anda paling bagus, nah padahal penerbit menilai naskah itu bagus kalau naskah itu layak jual, banyak potensi untuk di minati pembaca. Anda merasa curhatan anda bagus? Coba dulu sedikit tes pasar, kira kira ada yang minat baca gak ya? Dan seterusnya

Hal yang kedua, anda kadang kadang ke pedean. Dalam hal tertentu, pendidikan formal tidak di tuntut penerbit, namun itu untuk naskah naskah skill, ketrampilan dan pengalaman anda lebih di butuhkan. Karenanya, sulit sekali jika anda tidak punya skill atau pengalaman di percaya menulis naskah ini, misalnya saja anda bukan pengusaha sukses kok anda nulis kiat jadi pengusaha sukses, tanpa anda menggandeng si pengusaha sukses. Anda cuma copas copas saja, hai 2017 saudara, buku copas an sudah di tinggalkan. Anda nulis buku motivasi, tapi anda sendiri tidak punya prestasi yg bisa di banggakan dan tidak menggandeng tokoh yang bisa mendongkrak penjualan buku anda. Oh no…no…no, sulit saudara.

Mulailah menulis dari yang mudah mudah saja, dari hobi anda, ssssst bocoran ni ya, tulisan tentang hal hal ketrampilan yang bisa di jual, laris manis lho, yuk berdayakan hobi anda untuk di tulis.