Zona Metro di Beringharjo di Resmikan

Setelah mengalami penyempurnaan fasilitas dan jumlah gerai yang ada, Zona Metro Beringharjo diresmikan kemarin (21/2). Peresmian dilakukan Wali Kota Herry Zudianto. Seperti apa konsepnya?

HERU SETIYAKA, Jogja SEMULA, Zona Metro yang berada di lantai dua Pasar Beringharjo adalah lokasi yang mangkrak dan tidak banyak diminati calon pedagang. Termasuk pedagang di Pasar Beringharjo sendiri.
Tapi sejak tanggal 15 Mei 2010, dibangunlah Zona Metro Beringharjo secara bertahap selama lebih dari tiga bulan. Setelah mengalami penyempurnaan di sana-sini, kemarin Zona Metro Beringharjo pun diresmikan.
Ketua Paguyuban Pedagang Beringharjo Pagerharjo Ujun Junaedi mengatakan, di Zona Metro Beringharjo terdapat 50 gerai fashion, 20 gerai jajanan dan kelontong, serta 25 tempat kuliner. Total pedagang di Zona Metro Beringharjo tersebut ada 67 orang.
’’Penampilan menjadi lebih baik ini merupakan kreativitas dan usaha masing-masing pedagang. Jadi semua pembiayaan dibebankan kepada kita semua yang ada di pasar ini. Tentu saja semuanya dikomunikasikan dengan pihak pengelola pasar,’’ jelas Ujun di sela peresmian kemarin.
Pria yang juga Ketua II Forum Komunikasi Pedagang Pasar Tradisional Kota Jogja ini mengungkapkan, setiap pedagang rata-rata mengeluarkan dana pribadi sekitar Rp 300 juta. Jika ditotal, maka renovasi Zona Metro menghabiskan dana sekitar Rp 20,1 miliar.
’’Sejumlah dana tersebut digunakan untuk memperbaiki masing-masing gerai yang dipunyai pedagang. Mulai dari lantai Zona Metro Beringharjo, lingkungan sekitar, fasilitas WC atau toilet, termasuk ATM dan tangga yang menghubungkan jalan depan pasar langsung dengan lantai dua Zona Metro Beringharjo,’’ ungkap Ujun.
Ke depan, setelah Zona Metro berjalan akan ada lagi perluasan lokasi ke Timur yang masih mangkrak. Ujun berharap realisasi pembangunan ini segera diwujudkan sehingga tercipta zona Beringharjo yang lebih bagus.
’’Zona di timur Metro ini diharapkan bisa menampung waiting list pedagang yang mencapai 116 pedagang. Kini, mereka bersemangat untuk secepatnya merealisasikan lokasi yang mangkrak. Tentu saja, semuanya diatur bersama dalam paguyuban serta dinas pengelola pasar,’’ tegas Ujun yang juga sebagai Sekretaris Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DIJ.
Kepala Dinas Pasar Kota Jogja M Fadli berharap tidak hanya Pasar Beringharjo yang mempunyai konsep semacam ini. Tapi juga seluruh pasar di Kota Jogja memang diarahkan kepada konsep yang ada di Zona Metro Beringharjo. Yaitu, konsep tradisional tetap dijalankan dengan perbaikan fasilitas, dan empat yang dikedepankan. Yakni kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan produk yang berkualitas.
’’Kami dorong pasar-pasar lain di Kota Jogja untuk melakukan perbaikan sehingga lebih baik dan mengundang masyarakat untuk berbelanja di pasar bersangkutan,’’ tegas Fadli.
Saat ini, keberadaan Zona Metro akan menambah daya saing Pasar Beringharjo yang masih mempertahankan ketradisionalannya namun dilengkapi dengan fasilitas yang lebih komplet. Di antaranya toilet yang lebih bersih, fasilitas ATM beberapa bank pemerintah di lantai satu dan lantai dua. Masing-masing pedagang di Zona Metro Beringharjo khususnya di gerai fashion juga sudah menggunakan mesin gesek dengan sistem EDC (Electronic Data Capture).
’’Masyarakat yang akan berbelanja tak perlu khawatir seandainya mereka kehabisan uang cash karena masih bisa berbelanja dengan mengambil di ATM atau tinggal gesek dengan kartu kredit,’’ katanya.
Tiga bank yang sudah masuk sehingga bisa masyarakat yang berbelanja bisa menggunakan kartu kredit adalah BCA, Mandiri, dan BRI. Ke depan, kartu kredit dari bank lain tetap terbuka untuk ikut merambah di Beringharjo.
Terkait lokasi pasar yang mangkrak di Beringharjo, pihaknya mendorong pedagang untuk melakukan renovasi. Dari luas yang mangkrak sebesar 1.053 meter persegi, sebagian sudah dikurangi untuk pembangunan Zona Metro Beringharjo.
Wali Kota Herry Zudianto menegaskan harapannya agar pedagang bisa memajukan tempat jualan dengan konsep yang lebih baik. Kehadiran Metro Beringharjo menunjukkan bahwa pasar tradisional tetap hidup dan bisa berkembang lebih baik.
’’Janganlah merisaukan hadirnya pasar modern atau mal yang sudah ada. Semua yang dimiliki termasuk pasar tradisional ini jika dikembangkan dan diperbaiki juga tetap bisa bersaing. Pesan saya hanya singkat saja, pasare resik, atine apik, rejekine becik,’’ kata Walikota Herry Zudianto.

sumber: http://www.radarjogja.co.id

avatar Tidak diketahui

About permatailmugroup

permata ilmu group adalah Lembaga yang bergerak dalam bidang penerbitan, agen penyalur naskah dan kursus kepenulisan. Kami ingin memberikan informasi yang bermanfaat dan segala hal tentang kami di blog ini. Selamat menikmati
Pos ini dipublikasikan di wisata dan tag , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar