Nutrisi Seimbang Paruh Baya

Fungsi organ dan aktivitas yang menurun serta hilangnya selera makan sering menjadi pemicu penyakit degenatif. Hindari kemungkinan itu dengan mengupayakan menu makanan sehat dan seimbang. Penyakit degenarif seperti jantung, ginjal, hati dan lain-lainnya pada mereka yang sudah berusia paruh baya dapat muncul antara lain karena ketidakseimbangan nutrisi. Apalagi bila dalam waktu relatif panjang kebutuhan jenis asam amino tak juga terpenuhi, menurunnya anke fungsi tubuh itu bisa menjadi-jadi.

Asam amino memang bukan unsur utama seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,mineral dan air yang diperlukan tubuh. Namun, bila tubuh kekurangan asam amino dapat menyebabkan terhambatnya proses regenerasi sel.

Hal itu kaitannya dengan fungsi asam amino sebagai bahan baku pembentukan enzim, hormon, antiosidan, mediator kimia, dan bagian sel jaringan lain dalam tubuh. Bila proses peremajaan sel terganggu, akan terjadi kerusakan pada jaringan organ, sehingga mengganggu fungsi organ tubuh. Kondisi tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan penyakit degeneratif.

Memperbaiki sendiri
Belakangan ini berbagai usaha dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan paruh baya dengan memberikan pasokan nutrisi esensial yang berimbang. Hal ini sejelan dengan konsep self healing, yaitu mengupayakan tubuh memperbaiki sendiri gangguan fungsi organ. Caranya tentu saja dengan memberikan pasokan nutrisi esensial yang memungkinkan terjadinya metabolisme tubuh untuk mengoptimalkan kinerja regenerasi atau perbaikan sel yang rusak.

Pendekatan ini sangat berbeda dengan cara penyembuhan penyakit umumnya, yang hanya bertujuan menekan gejala klinis dengan obat atau pembedahan. Dalam beberapa kasus, pemberian obat tidak menyembuhkan penyakit atau memulihkan kesehatan pasien secara tuntas, bahwa semakin memperburuk keadaan.

Seperti diungkpakan Arifin Ahmad dari PDGMI (Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia) Cabang DKI Jakarta, misalnya. Terabaikannya masa;ah gizi pada mereka yang sudah berusia setengah baya atau pasien di rumah sakit justru dapat menyebabkan terhambatnya penyembuhan dan bertambah lamanya perawataan. Malanutrisi menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas.

Dalam makanan yang disantap sehari-hari ada kemungkinan kandungan protein atau asam amino tidak memadai karena mengalami kerusakan pada saat pemasakan, penyimpanan, dan penyajian, serta penyerapan di tubuh. Kekurangan asam amino sangat mungkin terjadi karena zat yang ada di dalam makanan ini mudah rusak bila makanan dipanaskan atua dimasak di atas suhu didih atau 100 derajat Celcius.

Pada pola penyembuhan tubuh sendiri, agar terjadi proses regenerasi sel, diperlukan asupan nutrisi esensial yang memadai, terutama asam amino esensial (AAE) sebagai bahan baku pembentukan enzim, hormon, dan antioksidan. Hal lain yang bisa memicu menurunnya kualitas kesehatan paruh baya, seperti gaya hidup tidak sehat, salah satunya pola makan yang buruk, juga lingkungan yang terpapar bahan polutan.

“Sebaiknya kita memperhatikan berbagai hal yang terkait dengan hidup sehat itu sejak muda, ketika berbagai hal masih dikerjakan dengan sempurna,” kata Dr. Siti Anisa Nuhonni, Sp.RM, Staf Instalasi Rehabilitaaas Medik RSCM.

Tetap Aktif
Membiasakan diri untuk terus-menerus aktif dan bergerak akan menjaga kualitas fungsi organ tubuh. Memperhatikan konsumsi makanan tentu saja penting juga. Soal makan ini sebaiknya tidak sekadar mengenyangkan atau memenuhi seleda lidah saja. Hal yang tetap harus diprioritaskan adalah kandungan gizinya.

Gizi dan nutrisi lengkap seimbang tidak hanya diperlukan pada tahap tumbuh kembang. Para paruh baya juga tetap membutuhkannya. Tentu saja kualitas dan kuantitas makanan mesti disesuaikan dengan kondisi kesehatan.

Penyesuaian kondisi ini amat penting karena fungsi rgan tubuh paruh baya tidak sebaik dan sekuat dulu lagi. Kelengkapan gigi-geligi juga sudah berkurang, sehingga mereka butuh makanan yang lunak, mudah dikunyah dan dicerna.

Pola makan yang sehat bagi paruh baya harus memperhatikan tiga hal, yaknii kuantitas (jumlah), kualitas (mutu), serta keragaman. Jumlah asupan makan harus dicermati karena bila kelebihan dapat memunculkan radikal bebas dalam tubuh. Di samping tu, tentu akan mengakibatkan kegemukan. Bila kegemukan tidak proposional, bisa mengganggu fungsi organ, diantaranya pembuluh darag, lever, dan sebagainya.

Banyak orang yang tidak memperhatikan mutu makanan. Padahal mutu makanan yang meliputi kandungan nutrisi lengkap, (lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral) akan sangat memengaruhi kualitaaas kesehatan seseorang.

“Seperti halnya orang muda, kualitas gizi juga tetap dibutuhkan oleh paruh baya,” ujar Dr Czeresna Heriawan Soejono, Sp.PD, dari Subbagian Geriatri Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.

Jumlah karbohidrat yang dianjurkan sekitar 60 persen dari total kalori dalam sehari. Zat tenaga ini bisa diperoleh dari nasi, jagung, gandum, tepung terigu, sagu, roti, bihun, kentang, pasta, ubi dan singkong.

Kebutuhan akan protein berkisar antara 15-20 persen daru total kalori atau sekitar 40-47 gram sehari. Sumber protein yang baik antara lain kacang kedelai, dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, kembang tahu, kacang tanah, ikan laut & tawar, daging ayammm tanpa kulit, sapi atau kerbau.

Dianjurkan konsumsi lemak tak lebih dari 25 persen dari total kalori atau sekitar 50 gram sehari. Lemak ini meliputi hewani maupun nabati misalnya minyak goreng, mentega, kelapa, alpukat, dan sebagainya.

Vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Semua sayur dan buah berwarna merupakan sumber vitamin dan mineral. Di samping itu juga menyediakan serat yang baik untuk mengatasi masalah sembelit (sulit buang air besar) yang sering menyerang kalangan paruh baya. Paruh baya dianjurkan mengasup serat sebanyak 30 gram sehari.

Konsumsi air tentu saja tidak boleh diabaikan. Kebutuhan akan air minum ini menurut Dr, Czeresna tergantung pada ada atau tidaknya gangguan berkemih serta fungsi jantung. Jika paruh baya masih dapat berkemih dengan baik dan tidak ada pembatasan pasokan air karena jantung atau penyakit lain. 1500 sampai 2.000 mililiter (1,5 atau 2 liter) air sudah mencukupi konsumsi sehari.

Yang juga tidak boleh dilupakan adalah keragaman makanan. Usahakan memperoleh protein daru berbagai jenis makanan setiap hari. Asupan lemak dari variasi jenis makanan juga harus diperhatikan.

Meski paruh baya mengalami kemunduran rasa, variasi makanan akan sangat memengaruhi selera mereka. Soal pergantian variasi menu bisa direncanakan dengan baik dan semenarik mungkin dengan biaya yang relatif terjangkau.

Kebanyakan minum cairan sebelum waktu makan juga mesti dihindari karena bisa membuat mereka cepat kenyang.

Sumber:/www.apotek-k24.com dari majalah Senior

avatar Tidak diketahui

About permatailmugroup

permata ilmu group adalah Lembaga yang bergerak dalam bidang penerbitan, agen penyalur naskah dan kursus kepenulisan. Kami ingin memberikan informasi yang bermanfaat dan segala hal tentang kami di blog ini. Selamat menikmati
Pos ini dipublikasikan di kesehatan dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar