KEPATIHAN,YOGYAKARTA (10/11/2010) Jogjaprov-go.id. – Intensitas Merapi pasca letusan besar tanggal 5 November 2010 hingga saat ini memang menurun tetapi aktivitasnya tetap tinggi,atau fluktuatif, oleh karena status nya masih AWAS belum diturunkan. Untuk itu Tim Evakuasi harus tetap hati-hati maupun masyarakatpun untuk tetap di pengungsian sebab sewaktu-waktu awan panas akan turun dan jarak luncurnyapun lebih cepat karena sudah tidak ada penghalang apapun.
Peringatan demikian disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Dr Surono sore tadi (Rabu,10/11) di Gedung Pracimosono,Kepatihan,Yogyakarta sebelum menerima kunjungan Rombongan Komisi VIII DPR-RI.
Terkait dengan kondisi yang masih fluktuatif tersebut bahkan Surono mengingatkan kepada Tim evakuasi bahwa aktivitas Merapi masih tinggi dan jarak luncurnya jauh, karena sudah menjadi jalan tol tidak ada rumah, tidak ada pepohonan yang ditabrak sehingga saya tidak taulaah akibatnya . Untuk jangan sampai saya dikaitt-kaitkan dengan misalnya rekomondasi kok masih ada kecelakaan. Kalu rekomendasi saya kata surono ya 20 km . kalau misalnya kenapa sih kondisi masih bahaya bukan saya tidak menghormati yang sudah meninggal, kan lebih penting untuk mengurusi yang masih hidup karena bahaya diatas, sewaktu-waktu masih terjadi awan panas, karena aktivitas merapi masih tinggi.
Ketika disinggung bagaimana tekanan dari magma sampai saat ini ? Surono lebih lanjut mengatakan bahwa sampai saat inipun masih terjadi getaran, masih gemuruh, artinya tekanan magma masih tinggi. Kalau tidak ada tekanan tidak aka nada suara getaran, suara gemuruh. Berarti konsisnya masih bahaya ? Suronopun meng-iyakan karena keluaran panas mungkin baru dua menit, tiga menit luncurannya akan sangat jauh, kalau dulu mungkin memerlukan 7 menit kurang dari 3 km, tetapi sekarang segitu itu sudah jauh sekali dan haruis diingat bahwa awan panas di kali Gendol tesebut ssudah mencapai 15 km, jalannya sudah sangat mulus sekali, dulu sungai-sungai dalam sekali kondisinya,tetapi sekarang sudah semua penuh jadi alirannya kemana saja.
Seharusnya untuk evakuasi harus bagaimana ? ya kalau sudah memungkinkan dan berhenti dululah kalau kondisi benar-benar aman karena ancaman masih ada. Lebih baik kita menolong yang masih hidup , menurut saya lanjut Surono jangan sampai ada lagi korban kena awan panas, kasihan.
Kalau dampak awan panas sudah tidak mencapai 20 km rekomendasi status Awas apakah di cabut ? Ya saya inginnnya yaa di cabut.inginnya ya tapi saya tidak ingin menamabah korban, hal itu tinggal ancamannya itu saja. Kalau memang ancamannya masih berpotensi begitu ya masih saya tahan 20 km, tetapi kalau ancamannya sudah berkurang ngapain saya tahan, saya juga sudah kepengin pulang yang disambut tawa para wartawan yang mengerubutinya.
Didesakaapa parameter untuk menurunkan status Merapi ? Wartawan sering menyebutnya Mbah Rono menambahkan bahwa semua para meter pemantauan itu menurun , misalnya aktivitas apinya sudah menurun, deformasinya sudah menurun , ketinggian masa letusnya menurun, kemungkinan keluarnya wan panas menurun ya sudah untuk apa sih gitu. Saya dengan Deplomasi Surono yang bikin data kan Merapi bukan saya, ini semua tergantung Merapi sendiri, kalau merapi ngajak turun ya tak turunkan.(Kar)
HUMAS Ro UHP Provinsi DIY.