Merapi kembali bergeliat. Status gunung yang menjulang 2.968 meter di perbatasan Jawa Tengah-Yogyakarta itu meningkat dari siaga ke waspada.
Menurut pakar vulkanologi John Search, Merapi merupakan satu gunung yang paling aktif dan berbahaya di dunia. Merapi memiliki kubah lava dan selalu meletus dalam jangka satu sampai lima tahun, menjadikannya gunung paling aktif di Indonesia. Mengungguli 129 gunung api lain di Nusantara.
Lava bukan ancaman terbesar. “Merapi menghasilkan awan panas lebih banyak dari gunung mana pun di dunia,” ujar pakar Australia yang mendokumentasikan aktivitas 180 gunung di seluruh belahan Bumi ini. Warga lokal menyebutnya dengan wedhus gembel, sementara nama ilmiahnya pyroclastic density flow.
Pyclastic flow adalah gas, yang juga disertai batu, bersuhu 1000 derajat celsius. Awan ini yang muncul dari kawah gunung berapi dan bergerak dengan kecepatan 110 kilometer per jam.
Dalam situsnya, vulcanolive.com, Search mengatakan gerakan awan panas Merapi mencapai tujuh kilometer dari puncak. “Bahkan ada yang sampai 13 kilometer,” katanya.
Gunung yang disakralkan sebagian warga Jawa ini terakhir meletus empat tahun lalu. Pemerintah meminta 17 ribu warga di lereng Merapi untuk mengungsi.
Di luar letusan kecil, sejarah mencatat Merapi pernah mengamuk pada 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Pada 1930, wedhus gembel melumat 1400 orang di 13 desa di sekitar Merapi. Letusan terbesarnya terjadi pada 1006 yang menyebabkan seluruh Jawa tertutup abu. Dampak amuk Merapi sering dihubungkan dengan kejatuhan Kerajaan Hindu Mataram, yang menyebabkan kekosongan kekuasaan dan melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
SUMBER:www.tempointeraktif.com